Kamis, 26 Januari 2012

Counseling Backpackers: Bimbingan dan Konseling

Counseling Backpackers: Bimbingan dan Konseling: KONSELING PASCA TRAUMA BAGI TENAGA KERJA WANITA (TKW) KORBAN PEMERKOSAAN Eko Santoso ABSTRAK Konseling pasca trauma merupakan kebutuhan men...

Rabu, 25 Januari 2012

Mencicipi Ke"perawan"an Pulau Sempu Part II

9 Sept 2011
singkat crita, kami akhirnya sampe di stasiun malang kota baru skitar pukul 07.30. karna hari itu hari jum'at, kami mmutuskan buat langsung ke sendang biru, ya paling gak ntar bisa jumatan di sendang biru. dengn kondisi yg masih kucel, kusut, dan bau, (tapi tetep ganteng lho) haha...kami lgsung oper naek angkot kode AG yg mnuju terminal gadang, malang. setelah 15menitan, akhirny sampe juga di terminal gadang. ga mau ngebuang waktu, dari terminal gadang, kami langsung nyari bus jurusan turen. dengan membayar 5rbu per ekor, kami akhirnya turun di depan pasar turen.

hmm...jlegg...bgitu kami trun dari bus, bak seorang seleb yg baru turun dri mobil kami langsung diserbu oleh papaojek, haha itu bedanya dengan seleb, kalo yg ngejar mreka kan paparazzi. si tukang ojeknya pinter banget euy, langsung nawarin kita buat nganter sampe ke sendang biru, padahal kan kami blum ngmong?. bgitu aku tanya brapa biaya nya, si ojek lgsung matok 50rebai aje bang, haha. waduhhh...kata saya wong kita kesini pengen ngirit kok? Akhirnya ajakan tukang ojek tadi kami tolak dgan alasan pngn istrahat dlu sembari mw ngisi perut.

Ga krasa saking lamanya perjalanan, cacing2 di perut kami mlai mlakukan unjuk rasa, tanpa pikir panjang, kami langsung sepakat buat ngisi perut dulu sebelum lanjut ke sendang biru,,sambil cumuk2 dikit biar tambah cuakep,,,haish!!. Sarapan kita kali ini istemewa, menu khas jatim yaitu rawon....ga ada 5 menit, slurrrpppp....gundukan nasi plus irisan daging yang menghiasi piring kami pun habis tak bersisa (laper apa rakus yak?). well, perut uda kenyang nah skarang saatny bersih2, kayaknya debu dan asap kendaraan slama perjalanan kami dr smg ke malang semakin menebal saja, bisa2 nutupin aura kegantengan kami dong kalo ga di bersihin haha. So setelah tanya2 ma ibu2 dkt warung makan kami diberi tahu tentang keberadan tentang sebuah tempat misterius yang dikelilingi oleh pohon2 besar dan para bidadari yang sedang mandi. Wkwkwk...ternyata sebuah pancuran (mata air) kecil, emang sih banyak bidadari yang sedang mandi sembari nyuci pakaian, tapi sayang nya bidadari taon 80an alias emak2.  Gapapalah lumayan buat bikin wawan semangat, ya itung2 buat ngilangin ngantuknya lah.


Setelah urusan perut ma penampilan sudah ok, kita lngsung mluncur ke terminal turen buat nyari angkot yang akan mengantarkan kita sampe ke sendang biru. angkutan jurusan turen-sendang biru adalah satu2nya moda transportasi buat para pelancong dan warga untuk bisa nemuin surga di pulau sempu. ONH (Ongkos Naik Hangkutan) di patok 15rb per kepala, sempat terbersit di benak saya, gimana lamanya perjalanan kali ini dengan ongkos semahal itu. Benar saja, setelah kami telusuri dari berbagai sumber yang terpercaya alias nanya2 ma  penumpang lain, perjalanan dr turen ke sendang biru memakan waktu kurang lbih 3jam. Omaigotttt....lama bener, pdahal jam uda mnunjukkan pkul 9wib, pdhal hari itu hari jumat, tau kan kwajiban seorang muslim di hari jumat?. Ga hanya itu, kami pikir setelah pnumpang uda pada ambil posisi di dalam angkot si sopir lngsung mancal gas, eh...lha dalah, ternyata masih harus nunggu sampai mobil benar2 penuh. Padahal, waktu kami naik, udah ada 15ekor pnumpang lho di dalam kok katanya masih kurang 5 lagi. Biasa buat ngejar setoran (stau lagi potret buruk transportasi umum di Indonesia).

Akhirnya stelah nggu skitar sejam, si biru pun berangkat menuju sendang biru dengan membawa 21nyawa di dalamnya. Jangan bayangkan deh, sebuah mobil carry diisi dengan 21 penumpang plus kernet ma sopir. Ternyata siksaan kami di kereta masih berlanjut disini dan bahkan lebih parah, posisi duduk yang ga nyaman, kaki yang ga bisa gerak, dan pantat yang pegel nahan beban dan medan yang berkelok-kelok, serta lamanya perjalanan mnjadi siksaan kami dalam angkot. tapi inilah yang menjadi nilai seni tersendiri dari sebuah perjalanan. Seru juga sih, apalagi selama perjalanan yang melelahkan itu kami disuguhi pemandangan indah berupa deretan pohon jati jawa yang kokoh, pemandangan kota turen yang terlihat dari atas bukit, serta keramahan penumpang lain dan tingkah laku pak sopir yang membuat kami terhibur.

Sudah  sekitar  satu jam lebih kami di dalam si biru menembus medan penuh liku menuju sendang biru. sampai2 si gigih yang duduk di sebelahku bergumam sendiri “kapan nyampainya nih?” aku pun tak beda jauh, sesekali aku nanya ma penumpang sebelah “tasih tebih pak?” si bapak nya jawab “tasih mas, niki nembe sepaleh”, oh tidaaaakkkk (teriakku dalam hati). Sementara itu si wawan dan ugi yang duduk di tengah kami lihat masih asyik ngobrol dngan pak sopir.

Akhirnya penantian panjang kami terjawab ketika mobil melewati pertigaan yang bertuliskan pantai sendang biru -+ 1km. Jam menunjukkan pukul 12.30, yah...alamat ga bisa jumatan nih, gumam kami berempat. Gapapalah, namanya juga musafir, hehehe. Setelah bayar tiket masuk seharga 6rbu karna kita ngecamp, kita turun di depan mushola sendang biru yang menghadap langsung ke pantai. Pantai sendang biru cukup bagus menurut saya, airnya yang bening, pasir putih serta pemandangan pantai yang beradu dengan perbukitan khas pantai selatan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong.

Selain itu pantai sendang biru juga nerupakan pelabuhan ikan bagi para nelayan, terlihat banyaknya kapal tongkang yang berlabuh di sana. Di sisi sebelah selatan pantai berdiri sebuah bangunan yang menjorok ke tengah laut, ternyata itu adalah tempat pelelangan ikan sendang biru. tak ketinggalan sebuah menara suar juga menghiasi bibir pantai berpasir putih itu. Di kejauhan tampak gundukan bukit hijau yang persisi menghadap ke pantai,kami sempat bertanya-tanya  dalam hati apakah itu pulau sempu yang dimaksud?. Yap, bener bnget itulah surga tropis yang akan kita kunjungi, pulau sempu. Hmmm....agak ragu juga sih soalnya deket banget dari tempat kami berdiri. Singkat saja, setelah ijin ke kantor polhut yang menurut kami sangat ribet dan endingnya juga duit, akhirnya kami booking kapal buat nyebrang ke pulau sempu. Dengan membayar 100rb pp per kapal per rombongan, kami pun diantar menuju pulau sempu.  Sebelumnya kami juga minta nomor dari sang nahkoda, mas pri buat dijemput ntar 2hari lagi. Kapasitas penumpang maksimal 10orang dan rombongan harus lebih dulu nunjukin surat ijin dari polhut untuk bisa nyebrang, kalo ga si nahkoda kapal ogah nganterin.


Sekitar 15menit kami akhirnya sampai di sisi sebelah barat pulau. Jam menunjukkan pukul 2.30siang, karena kondisi air sedang surut, maka kami diturunkan di luar teluk semut. Pemendangan eksotis langsung memanjakan mata kami, deburan ombak yang menerpa pasir pantai, pemandangan hutan hujan tropis nan hijau, sekumpulan burung bangau dan cangak abu yang sedang mencari ikan, dan segerombolan saudara2 wawan yang sedang asyik bergelantungan di pohon seakan menyambut kami dengan dalam keasrian dan keindahan pulau sempu. Hmmm...what we do first? Tentu saja narsis, hahaha. Berbekal kamera digital merk samsul milik si gigih kami pun mulai asyik berpose layaknya model, jeprat-jepret sampai puas.

Bersambung........